Minggu, 30 Maret 2008
PROFIL JAWA TENGAH.
Provinsi Jawa Tengah, sebagai salah satu wilayah tujuan wisata, Indonesia menawarkan berbagai macam tujuan wisata seperti pemandangan alam, budaya atau barang-barang kerajinan.
Tepat berada di tengah Pulau Jawa, disebelah barat berbatasan dengan Jawa Barat, bagian timur berbatasan dengan Jawa Timur dan bagian selatan terdapat Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dataran rendah berada di sepanjang pantai utara sedangkan dataran tinggi di sebelah selatan. Dapat ditemukan deretan pegunungan dari barat ke timur seperti Gunung Slamet (3,428 m), Gunung Perahu (2,585 m), Gunung Sindoro (3,135 m), Gunung Sumbing (3,321 m), Gunung Merapi (3,142 m), Gunung Ungaran (2,050 m) dan Gunung Lawu (3,265 m) di perbatasan Jawa Timur serta terdapat Gunung Muria (1,602 m) sebelah utara.
Daerah pegunungan yang sejuk dengan panorama yang indah sangat bagus untuk dinikmati yaitu Baturaden, Dataran Tinggi Dieng , Bandungan, Kopeng, Tawangmangu dan Colo.
Sungai terbesar adalah Sungai Serayu yang bersumber dari Dataran Tinggi Dieng dan Sungai Bengawan Solo.
Administrasi
Dipimpin oleh Gubernur secara administratif terdiri dari 35 kabupaten dan kota, masing – masing secara berurutan dipimpin oleh Bupati dan Walikota.
Kabupaten dan kota dibagi lagi menjadi kecamatan yang dipimpin oleh Camat. Kecamatan dibagi lagi menjadi desa sebagai tingkatan administratif yang paling rendah yang dikepalai oleh Kepala Desa.
Iklim
Temperatur rata – rata antara 21o - 32oC dan mempunyai 2 musim, yakni musim hujan (Oktober – Apri ), dan musim kemarau (April – Oktober)
Agama
Kebebasan menganut agama dilindungi oleh pemerintah, diantara lima agama yang diakui (Islam, Protestan, Katolik, Budha, dan Hindu).
Bahasa
Walaupun sebagaian besar masyarakatnya mempergunakan Bahasa Jawa dengan berbagai dialek, Bahasa Indonesia tetap sebagai bahasa utama.
Penduduk
Orang Jawa terkenal akan keramahan dan kesopanannya. Tahun 2000 populasi penduduk adalah 30,7 juta (896 orang per km2). Dengan mata pencaharian sebagai petani, pedagang, pegawai negeri. Selain suku bangsa asli, ada pula beberapa suku bangsa asing hidup di Jawa Tengah seperti bangsa Arab, China, India dan Pakistan. “Kebaya“ merupakan pakaian khas yang dipakai oleh kaum wanita.
LEGENDA CINTA BATURRADEN.
Kawasan Lokawisata Baturaden terletak kurang lebih 15 Km arah utara kota Purwokerto, tepat di kaki gunung slamet. Nama Baturraden diambil dari kisah cinta seorang pembantu (batur) dengan putri (Raden) seorang adipati. Konon kisah cinta mereka tidak direstui oleh sang adipati yang mengakibatkan mereka pergi meninggalkan kadipaten. Dalam pelariannya mereka berhenti disuatu tempat. Tempat mereka berhenti dirasa cocok bagi mereka. Maka keduanya memutuskan untuk menetap disana. Tempat tersebut kemudian dikenal dengan nama Baturraden, yang berarti Batur dan Raden.
Budaya Kirab Pusaka In Solo.
Acara Kirab Pusaka berlangsung di Kraton Kasunanan dan Pura Mangkunegaran, diselenggarakan untuk menyambut datangnya Tahun baru Islam(Hijriah)/Jawa (1 Muharam/Suro) tepatnya pada tanggal 9 Januari 2008. Di Pura Mangkunegaran, acara berlangsung pada jam 19.00 WIB dalam bentuk arak-arakan/prosesi prajurit Mangkunegaran yang berpakain tradisionil dengan membawa pusaka-pusaka, berjalan mengelilingi komplek Mangkunegaran. Sedangkan di Kraton Kasunanan, prosesi kirab pusaka dilakukan pada jam 24.00 WIB dan diikuti oleh seluruh keluarga Kraton Kasunanan. Hal menarik dalam prosesi tersebut adalah keikutsertaan seekor kerbau bule, binatang piaraan Raja yang bernama Kyai Slamet. Masyarakat setempat mempercayai bahwa kerbau tersebut adalah binatang keramat yang dapat memberi keberuntungan.
Rabu, 26 Maret 2008
Jumat, 21 Maret 2008
Wisata Candi Cetho In Karanganyar
bjek wisata yang bersifat hiburan, adalah hal yang biasa. Tapi kalau ada unsur religi dan budaya adalah objek wisata yang perlu kita kunjungi. Objek wisata tersebut adalah Candi Cetho, di lereng Gunung Lawu, tepatnya di Dusun Cetho, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, dengan ketinggian 1500 meter dpl. Objek wisata tersebut sangat menarik dan pantas untuk dikunjungi.
Suasana dingin, sejuk, sepi, jauh dari hiruk pikuknya kota adalah suasana yang bisa didapatkan jika kita mengunjungi tempat tersebut. Objek wisata ini cocok, jika kita ingin melepaskan diri dari kepenatan aktivitas sehari-hari yang penuh dengan kesan ramai. Candi Cetho terhampar tepat di perbatasan hutan heterogen lereng Lawu yang asri dan berhawa nyaman.
Dari sebidang ketinggian, tempat candi peninggalan umat Hindu terakhir di Jawa itu, kita bisa menyaksikan dataran rendah yang terhampar di arah utara (Kota Sragen), sarat (Kota Solo) dan selatan (Sukoharjo danWonogiri) sekaligus. Keleluasaan pandang tanpa hambatan itu membuat Cetho disukai sebagai tempat orang mendirikan menara antena pancar ulang radio.
Di Cetho, selain bisa menikmati wisata religi dan budaya dari candi Cetho, kita bisa menikmati hamparan kebun teh yang terdapat di kecamatan Ngargoyoso dan Jenawi di pinggir jalan utama Karanganyar-Sragen via Cetho. Kebun teh ini sangat mentakjubkan yang dilatar belakangi oleh Gunung Lawu. Aktivitas pemetik teh pada pagi hari membawa para pengunjung pada suasana alami pegunungan. Bahkan, kita bisa mengikuti aktivitas pemetik teh di pagi hari.
Di area parkir yang terletak di pinggir jalan juga disediakan rest area sehingga para pengunjung dapat menikmati keindahan panorama kebun teh. Pengunjung juga dapat melihat proses pembuatan teh di pabrik teh PT Rumpun Kemuning.
Kepala Dinas Pariwisata Karanganyar, IA Joko Suyanto menjelaskan, Candi Cetho, Candi Sukuh, Astana Giribangun, Astana Girilayu, Astana Mangadeg, dan Tugu Tridharma, Taman Saraswati, Pura Pamacekan, Pertapaan Pringgodhani adalah paket wisata yang ditawarkan oleh Disparta sebagai wisata religi, budaya dan edukasi. Paket wisata ini sangat menarik untuk dicoba, karena selain kita bisa menikmati wisata hiburannya, seperti hiburan pemandangan hamparan kebun teh juga bisa menikmati wisata religi dan budaya bahkan edukasi.
Peninggalan Majapahit
Menurut Joko Suyanto, Candi Cetho dibangun pada abad XV oleh Raden Brawijaya V, sebelum beliau moksa di puncak Lawu. Candi berundak yang menghadap ke barat, menjadi simbol berakhirnya Kerajaan Majapahit. Candi ini terdiri dari 13 teras berundak yang tersusun dari barat ke timur. Gapura candi yang tinggi menjulang, merupakan ciri khas candi ini. Di beberapa teras terdapat pendapa dan bangunan kayu tempat arca Brawijaya V dan pengawalnya serta sebuah arca lingga.
Di sebelah timur kompleks candi terdapat sebuah meru yang di dalamnya menyimpan sebuah lingga sebagai simbol jenis kelamin laki-laki dan yoni sebagai simbol kelamin perempuan. Perlu untuk diketahui, di atas candi Cetho ada candi lagi yaitu candi Kethek.
Di timur candi, terdapat Puri Taman Saraswati. Taman ini merupakan tempat sembahyang bagi umat Hindu kepada Sang Hyang Aji Saraswati. Patung Dewi Saraswati adalah pemberian dari bupati Gianyar A.A Gde Agung Barata untuk bupati Karanganyar Rina Iriani sebagai bentuk kerjasama dan ikatan persaudaraan antara masyarakat Hindu Bali dan Hindu jawa. Di kawasan taman, setiap peringatan Hari Saraswati yang diadakan setiap 210 hari selalu digelar kesenian tradisional Jawa dan Bali.
Petugas loket dari objek wisata candi Cetho, Sunardi kepada Joglosemar menjelaskan, retribusi karcis sebesar Rp 3.000 untuk wisatawan nusantara sedangkan untuk wisatawan mancanegara sebesar Rp 10.000.
Sumber>>> www.karanganyar.com
Wisata Tawangmangu In Karanganyar.
Tawangmangu is located 40 km east of Solo, this recreational resort offers fresh weather; scenic views, swimming pools, bungalow style hotels and restaurants. Tawangmangu, a mountain resorts at an elevation of almost 1 km above sea level, which promises a cool escape from the city's heat. It lies on the slopes of Mt., Lawu, at an elevation of 1300 m above sea level. A cool splendid hill resort also on the slope of mount Lawu, at about 1400 M height above sea level. The road from Solo via Karangpandan is a fine trip thru magnificent green terraced hills. Tawangmangu has all kind of facilities, hotel, camping ground, forest tourism, etc. The climate is fresh and one can enjoy the beautiful scenery. Other features include nearby temples, a national park and 40m in high waterfall of Grojogan Sewu.
It is a 100 M high waterfall; the pool at the bottom has very chilly water. In front of the gate to Grojogan Sewu, horses for rent are available to ride around Tawangmangu.
Langganan:
Postingan (Atom)